Senin, 28 Maret 2016

Ini Dia Tips Memilih Pakaian Bayi yang Aman dan Berkualitas


Tips Memilih Pakaian Bayi


[REVIEW] - Memiliki anak adalah idaman setiap pasangan suami istri, terutama pasangan yang baru menikah. Seolah kebahagiaan berumah tangga kian lengkap dengan hadirnya buah hati. Bagi pasangan muda yang akan atau baru pertama kali memiliki anak, pastilah merasa canggung dan kikuk bagaimana memperlakukan buah hati mereka nantinya, dari mulai memandikan, menyuapi, menggendong, dan bahkan memilihkan pakaian untuk buah hati.

Setiap orang tua pastinya akan memberikan yang terbaik untuk buah hatinya, termasuk memilih pakaian untuk si bayi atau calon bayi. Umumnya, calon ayah dan ibu akan mulai mempersiapkan pakaian untuk calon bayi ketika kehamilan menginjak usia 7 bulan. Selain sudah mendekati kelahiran, pada usia tersebut juga si jabang bayi sudah bisa diprediksi jenis kelaminnya. Jadi andaipun membelikan baju juga sudah bisa ditentukan tema dan motif bajunya sesuai dengan jenis kelamin calon bayi.

Nah, pada postingan kali ini, Ki Demang mau memberikan tips memilih pakaian bayi yang aman dan berkualitas. Selain jenis baju, kandungan serat yang halus dan bebas zat aditif juga menjadi prioritas yang harus dipilih saat membelikan pakaian untuk bayi. selain lima kategori ini:

  1. Bahan yang berkualitas dan aman
Mulailah dengan memperhatikan jenis bahanpakaian yang hendak dibeli, pilihlah bahan yang berkualitas. Salah satu ciri bahan berkualitas diantaranya bebas zat aditif yang bisa saja tertelan oleh bayi, warna yang tidak mudah luntur, jahitan yang rapi, dan bahan yang menyerap keringat. Untuk menjamin kualitas bahan pakaian bayi, pastikan membeli baju bayi yang memiliki "label kualitas" pada jenis bahan yang dipakai untuk pakaian tersebut.

  1. Jenis Bahan yang digunakan
Pilih lah jenis jenis bahan kaos atau cotton. Dengan menggunakan jenis bahan baju yang berkualitas tentu saja akan menghindari bakteri yang menempel pada tubuh, terhindarkan dari biang keringat, menyerap keringat, tidak panas dan nyaman. Juga harus menyesuaikan dengan cuaca daerah yang di tinggali. Ada baiknya menggunakan jenis bahan tipis pada saat cuaca sedang panas dan begitu pula sebaliknya.

  1. Mengutamakan kenyamanan
Ada baiknya menghindari aksesoris berlebihan dan baju yang terlalu ribet untuk bayi. Terlebih jika si bayi sudah memasuki usia aktif dan sering memasukkan benda apapun ke dalam mulutnya. Utamakan sisi kenyamananterlebih dahulu. Pilihlah baju bayi yang simpel dan sedikit longgar. Hindari yang terlalu ketat, karena berpotensi terjadi biang keringat.

  1. Berikan pengawasan
Sebaiknya menggunakan pengawasan yang tepat ketika memilihkan baju untuk bayi Anda. Mulai dengan memberikan pengawasan. Tentu saja apabila anak yang belum bisa bicara tak akan mengutarakan mengenai jenis pakaian yang tidak nyaman. Dengan demikian Anda sebagai orang tuanya yang sebaiknya mengawasinya. Apabila bayi Anda mudah berkeringat, terjadi iritasi dan sering rewel maka hindari pakaian yang membuatnya tidak nyaman.

  1. Cara pencucian

Ada baiknya menApabila Anda ingin memiliki baju yang senantiasa tampak baru tak ada salahnya untuk mengetahui cara mencuci dengan benar. Anda sebaiknya menghindari pencucian dengan deterjen bubur. Hal ini karena bahan kimia yang tidak maksimal hilang setelah pembilasan bisa saja menyebabkan bayi menjadi terganggu pernafasannya. Tidak disarankan untuk mencucinya dengan mencampur bersama pakaian orang dewasa. Salah satu tips memilih pakaian bayi adalah mengetahui cara mencucinya agar awet dan senantiasa tampak baru.


Selasa, 22 Maret 2016

Kerajinan Gerabah, Produk UKM Khas Klaten



Gerabah khas Klaten (foto : kesolo.com)

Saat melintas di jalan Wedi-Bayat, tepatnya di Desa Melikan, Bayat, Klaten, tampak berjejer penjual kerajinan gerabah di sepanjang jalan. Pemandangan ini terlihat jelas saat kita memasuki gapura “Selamat Datang di Desa Keramik Pager Jurang”. Sebagai penanda bahwa kita memasuki desa pengrajin keramik dan gerabah. Hampir seluruh rumah di desa ini memproduksi jenis kerajinan gerabah.

Kabarnya, desa ini memiliki cerita sejarah sehingga seluruh penduduknya membuat kerajinan gerabah. Konon ada kaitannya dengan legenda Ki Pandadaran, tokoh legendaris penduduk desa Melikan yang dikenal sangat bijaksana dan disegani. Pada satu waktu, kawanan perampok beraksi di desa Melikan. Si perampok tidak menyadari bahwa orang yang dia rampok adalah ki Pandadaran, orang yang amat disegani di desa itu. Setelah tau siapa calon korban nya, si perampok pun bertaubat, dan memilih untuk mengabdi dan berguru kepada Ki Pandadaran. 

Singkat cerita. Ki Pandadaran menerima si perampok sebagai murid. Agar si murid bisa konsisten di jalan yang benar, setiap hari ki Pandadaran menugaskannya untuk mengisi gentong dan keranjang. Maka setiap hari si murid harus membuat satu gentong (gerabah), yang akhirnya banyak penduduk yang meniru aktifitas membuat gerabah. Hingga kini, ilmu membuat kerajinan gerabah di turunkan ke anak cucu penduduk desa Melikan. Tak heran di desa ini anak usia SD juga sudah mahir membuat kerajinan gerabah.

Biasanya, warga Melikan akan membuat aneka keramik cantik setiap harinya, dan akan di setor kepada pemilik outlet yang ada di sepanjang jalan raya Wedi-Bayat dengan sistem konsinyasi. Uniknya, hasil karya pengrajin gerabah antara rumah yang satu dengan lainnya akan memiliki ciri tersendiri, sehingga mereka akan mengenali, milik keluarga yang mana yang sudah laku dan yang belum. Sifat kreatif ini yang menjadikan kerajinan gerabah dan keramik desa Melikan terkesan unik dan berkarakter.  

Pada tahun 2003, teknik perbot miring adalah salah satu teknik pembuatan kerajinan gerabah yang dipatenkan menjadi cirikhas produk desa Melikan. Teknik ini merupakan teknik kuno pembuatan keramik yang tergolong langka yang hampir punah, didunia hanya ada lima lokasi, salah satu nya di Melikan. Untungnya budaya turun temurun ini masih konsisten dijalankan oleh warga Melikan, sehingga bisa lestari. Untuk mendukung kelestarian teknik perbot miring, pemerintah daerah Kabupaten Klaten telah memasukan pelajaran seni kerajinan gerabah desa Melikan kedalam mata pelajaran di salah satu SMK di kabupaten Klaten.

Produk kerajinan gerabah desa Melikan sudah menyebar di sekitar Kabupaten Klaten dan sekitarnya, seperti kota Surakarta dan kota Yogyakarta. Namun harga jual disana umumnya lebih mahal.  Bukan hanya di dalam  negeri, tapi dengan teknik unik pembuatan gerabah yang dimiliki oleh desa Melikan, membuat kerajinan gerabah dapat bersaing di kancah internasional. bahkan market nya sampai ke Eropa.

Jenis produk gerabah di desa Melikan beraneka ragam, dari mulai guci bermotif, gerabah keramik berbentuk hewan seperti singa, gajah, ayam, badak dan karakter binatang lainnya, ada juga kursi gerabah, patung manusia, dan aneka gerabah kecil lainnya. Harga jual kerajinan desa Melikan bervariasi, kisaran harganya dari mulai seribu hingga jutaan rupiah tergantung bentuk, ukuran, dan jenisnya.

Kini, desa Melikan sudah dinobatkan sebagai desa Wisata Kerajinan Keramik dan Gerabah. Banyak wisatawan dari berbagai kota berkunjung ke desa Melikan untuk membeli gerabah langsung ke para pengrajin. Selain lebih murah, mereka juga bisa melihat langsung proses pembuatannya.

Tertarik untuk ke desa Melikan? yuk!, bikin jadwal kesana untuk wisata edukasi seni pembuatan kerajinan gerabah.

Senin, 21 Maret 2016

Tomyam Kelapa, Kuliner Import Dengan Cita Rasa Lokal

Tomyam Kelapa

Jika di Indonesia pada umumnya kelapa dijadikan minuman atau santan, tetapi oleh pengusaha ini kelapa dijadikan media untuk olahan bisnis produk makanan. Namanya Tomyam Kelapa. Ya! Tomyam, kuliner khas Thailand ini dipopulerkan dengan tampilan dan cita rasa lokal oleh seorang pengusaha kuliner asal Bandung, Kang Baha. Buah kelapa dengan batoknya dijadikan media pembungkus, sehingga mirip minuman es kelapa muda. Sedangkan isinya diganti dengan masakan Tomyam. Karena dibungkus dengan kelapa lengkap dengan batoknya, kuliner ini dinamai Tomyam Kelapa.

Bagi saya, Tomyam Kelapa adalah makanan unik dan asing, dan memang itu makanan asal Thailand, tapi begitu dibungkus dengan kelapa, saya jadi tertarik mencicipinya. Melalui aplikasi android saya memesan Tomyam Kelapa made in Kang Baha ini. Hanya dalam waktu kurang dari sejam, abang Go Jek sudah datang membawakan saya Tomyam Kelapa ala Kang Baha.

Delivery Order Tomyam Kelapa via Aplikasi GoJek

Dari tampilannya sekilas seperti kelapa muda, tapi begitu dibuka, isinya adalah sup tomyam, hmmm... yummy... Sayapun tak sabar untuk mencicipi Tomyam Kelapa. Begitu kemasan dibuka, aroma sup Tomyam begitu menyengat, terbayang rasa pedas asam manis nya, membuat liur saya langsung penuh dikedua rongga pipi sebelah dalam. Apalagi cuaca lagi mendung gini, makan Tomyam pedes manis bikin suasana jadi suegerr!.

Entah dari mana kang Baha mendapat ide untuk berbisnis Tomyam Kelapa. Ketika ditanya, beliau menjawab dengan penuh diplomatis "Selagi masih ada kehidupan, bisnis kuliner itu peluangnya masih sangat besar. Maka dari itu kami memilih bisnis kuliner", Begitu jawabnya membuka pembicaraan. Kebetulan saya mengenal kang Baha dari kegiatan berkomunitas, Komunitas Blogger.

Dengan penuh semangat, kang Baha melanjutkan perbincangan, "Jenis barang uang kami jual adalah makanan nusantara yang asalnya dari negeri Gajah Putih (Thailand), yaitu Tomyam. Selain Tomyam, kami juga menyediakan varian menu makanan khas lainnya, seperti Kwetiau berbagai varian, misal Kwetiau Kungpao, Kwetiau Kungpao Tomyam, Kwetiau Kuah Tomyam, Kwetiau Kuah Bening, Kwetiau Goreng (ayam atau seafood). Bagi pecinta Mie Ayam dan Mie Bakso, kami juga ada Mie Ayam dan Mie Bakso dengan rasa Tomyam, ini jadi pembeda rasa tersendiri looo. Uniknya lagi Mie Ayam dan Mie Baksi bisa juga versi kelapa utuh. Pokoknya unik, seru dan yang pasti nikmatnyaaa itu", celotehnya sembari berpromosi. 


Lokasi Warung Tomyam Kelapa

Aneka Menu Baso

Aneka Menu Kwetiau

Waah.., saya jadi tertarik dan penasaran untuk mencicipi aneka masakan unik dan khas ala kang Baha ini. Kebetulan warung kang Baha juga lokasinya deket rumah, hanya beberapa kilometer saja dari tempat tinggal saya di Jakarta Selatan

Tunggu saya yah kang, liburan nanti, saya bakalan samperin lapak nya kang Baha di Jl. Sulawesi raya no. 19 (Area lap Parkir Villa Bintaro Indah) Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan.

Nah, buat kamu yang kebetulan melintas di daerah Jombang Ciputat, bisa mampir tuh, buat sekedar makan siang di warung Tomyam Kelapa nya kang Baha.  Kalo mau pesen antar juga boleh, bisa langsung call ke 0823 2223 1446 atau 0857 7707 2226, itu langsung kang Baha nya loh yang angkat telepon. Siapa tahu kamu beruntung mendapat diskon khusus.

Sebagai enterpreneur, kang Baha juga memiliki impian dan harapan “Harapan kedepan, kami bisa menjadi restoran makanan nusantara yang bisa memiliki cabang di berbagai kota di Indonesia, syukur-syukur bisa di berbagai negara. Ini bukan hal yang tidak mungkinkan? Jika harapan ini terealisasi maka kami akan mengurangi penganguran dan bisa membantu dengan sesama” lanjut kang Baha dengan nada optimis.
 
Ketika ditanya motivasi dan pesan moral apa yang akan beliau sampaikan kepada anak muda, dengan mimik serius beliau berkata : “Apakah pekerjaanmu saat bisa diwariskan untuk anak cucumu kelak nanti? #YukJadiPengusaha” tutupnya mengakhiri pembicaraan. Pertanyaan yang sulit untuk dijawab. Ha ha ha...





Selamat ya kang.... semoga bisnis nya lancar, dan impiannya tercapai. Senang bisa berbincang bincang dengan pengusaha muda seperti kang Baha.

Sabtu, 12 Maret 2016

Segarnya Rujak Ambu Bandung, Produk UKM Yang Sukses "Naik Kelas"



Rujak Ambu Bandung


 Apa kamu suka rujak?. Kalo ya, berati kita sama *toss

Critanya, minggu kemarin saya jalan jalan ke Smesco. Itu loh, gedung yang bentuk nya bulet kayak pentol bakso, yang ada di Jl. MT. Haryono, Jakarta. Nah, Smesco ini bisa dibilang rumahnya UKM di Indonesia. Disana dipajang beraneka macam produk produk UKM khas karya anak bangsa. 

Nah, kebetulan pas kesana, ada penjual rujak yang buka stand di pameran UKM Bandung, namanya ceu Jamailah. Iya! Rujak, tepatnya rujak colet atau rujak buah (bukan rujak tumbuk atau bebek). Berhubung saya penggemar rujak, nggak afdol rasanya nemu rujak tapi nggak di beli. Ibarat nemu cewek tjakep tapi dibiarin jomblo. Yakaan...?! he he he *sambilngecess.

Oops!, Kembali ke laptop!! 

Namanya Rujak Ambu, asalnya dari Bandung, saya menyebutnya Rujak Ambu Bandung. Biasanya, Rujak Ambu Bandung dijual hanya bumbu nya saja, tapi karena ini event pameran, maka di penjual (Ceu Jamilah) membawa aneka irisan buah untuk colet bumbu rujaknya. 

Kemasan Bumbu Rujak Ambu

Sebenernya ini rujak sudah eksis di Bandung 18 tahun lalu, penjualnya ibu rumah tangga, mamah nya si eceu Jamilah. Dulu dijual bareng dengan buahnya, dan model penjualannya dititip via ibu ibu tetangga, warung warung, dan sekolah. Baru dua tahun lalu (tahun 2014) Rujak Ambu Bandung mengalami perubahan drastis, dari mulai tampilan, cara pemasaran, dan juga managemen nya (jeilah, rujak aja pakai managemen segala). Betul sih, jika mau di garap profesional, Rujak juga bisa “Naik Kelas” menjadi makanan kelas premium.

#Produk dan Varian
Rujak Ambu Bandung ini dikemas dalam bentuk toples kaca dan pounch. Satu toples berisi 400 gram dan kemasan Pounch berisi 200 gram. Meski produknya sederhana, berjenis Rujak, tapi kesan elegant bisa dilihat saat mendekati stand ini. Dan ternyata, memang sistem packaging nya juga sudah berstandar dan sudah lulus uji kelayakan dari badan pengawas makanan. 

Rujak Ambu Bandung memiliki dua varian rasa, yaitu rasa original dan rasa kecombrang. Dua duanya saya cicipin sama sama enak, cuman yang rasa kecombrang rasanya agak menyengat, sebab dicampur dengan bunga kecombrang. Tapi overall, dari ratusan penjual rujak yang saya temui, dua duanya enak dan bikin nagih *bukaniklan

#Bahan Bahan
Semua kemasan Rujak Ambu Bandung dilapisi dengan bahan kedap udara, sehingga produknya akan bertahan hingga 4 bulan lamanya, bahkan hingga 6 bulan. Selain itu, bahan bahannya juga alami, menggunakan cengek segar, dan tanpa menggunakan bahan pengawet, karena asam jawa dan gula merah juga sebenarnya adalah pengawet alami. Kalo pengen tahu komposisi Rujak Ambu, ini dia bahan bahannya :
1. Gula Aren Berkualitas (Langsung dari Pengrajin Gula Aren)
2. Asam Jawa Pilihan
3. Cabe Rawit Segar Pilihan
4. Garam & Terasi Pilihan
5. Kecombrang (Khusus yang Rasa Kecombrang)

#Harga
Sementara ini Rujak Ambu Bandung hanya mmematok dua macam harga, kemasan toples dengan harga 25 ribu, dan kemasan pounch dengan harga 13 ribu, boleh memilih mmau yang ori atau kecombrang.

#Pemasaran
Jika awalnya sistem penjualan Rujak Ambu Bandung hanya sekitar tetangga dan cakupan wilayah Bandung saja (ada 98 reseller), kini penjualan Rujak Ambo sudah merambah ke lintas daerah dan bahkan lintas negara, melalui sistem jual online. Kalo nggak percaya, buka saja searching di website dan masukkan keyword “Rujak Ambu”. 

#Kelebihan dan Kekurangan
Berbeda dengan rujak kebanyakan, Rujak Ambu Bandung memiliki kelebihan yang membuat saya kepincut, antara lain: kemasan nya praktis dan nggak ribet, bahan bahan nya 100% alami, tanpa bahan pengawet, tingkat kepedasannya bisa pilih sesuai selera, dari level satu hingga level lima. 

Kekurangannya, untuk ukuran saya dan produk UKM, harganya masih tergolong mahal. Tapi ya itu, karena kemasannya yang higienis dan jaminan bebas bahan pengawet, membuat harga yang dipatok oleh ceu Jamilah ini menjadi wajar dan layak.

Siti Jamilah, CEO Rujak Ambu Bandung

Buat kamu yang pengen icip icip Rujak Ambu Bandung, bisa akses online ke mataharimall.com dan TOSERBA Bandung, atau bisa langsung nyamper ke markasnya, di Jalan Linggaswatu Dalam no. 242/25, Taman Sari, Bandung. Telepon 0896 4910 2668 / 0821 2739 7071 langsung dengan ceu Jamilah. 

Yuk, ngarujak bareng dengan Rujak Ambu Bandung!.

Senin, 07 Maret 2016

Apakah Kamu Siap Menjadi Blogger UKM ??!


Aku Blogger Indonesia



Blogger UKM” WOW! Apa lagi nih?? Saya baru mendengar istilah tersebut. Setelah mendengar istilah Blogger remahan rengginang, blogger titipan, dan blogger review, kini ada istilah baru yang berasal dari kalangan penggiat UKM Indonesia, yaitu istilah Blogger UKM. Ya! Saya nggak salah denger loh, karena saya mendengarnya bersama puluhan teman blogger lainnya yang saat itu berada di ruang Marketeers Corner, Gallery Indonesia WOW lantai dua, Gedung Smesco, Jakarta.  

Siang itu, kami menghadiri acara Soul of Bandung, sebuah pameran UKM dan marketers creativity yang menghadirkan para pelaku UKM yang berasal dari Bandung, untuk memamerkan produk produk UKM mereka, jadi ini acara semacam pameran produk UKM. Acara ini dihadiri juga  oleh walikota Bandung, Ridwan Kamil. Cuman sayang nya, saya tidak sempat bertemu beliau, karena kesibukan saya *Thsah! (kebalik!, pak Ridwan Kamil yang sibuk cuyy!).

Pada kesempatan tersebut, saya dan teman teman blogger termasuk orang yang beruntung bisa berdiskusi dengan direktur pengelola gedung Smesco, Ahmad jabadi, dan salah seorang pentolan pelaku UKM, Anto Surnoto.  Nah, pak Anto inilah yang menyebut kami (Bloggers) sebagai Blogger UKM itu.

Kenapa Pak Anto menyebut kami sebagai Blogger UKM?

Sebelum membahas itu, saya mau jelaskan dulu yak, siapa itu pak Anto, dari mana, dan apa kegiatannya. Jadi pak Anto ini salah satu pelaku UKM yang berhasil “naik kelas”, dan sudah masuk kategori pengusaha besar, karena jenis usahanya sudah memiliki omset diatas 10 Milyar per tahun.
Menurut undang undang no. 20 tahun 2008, UKM diklasifikasikan menurut jumlah asset dan omset, sehingga terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu : Kelompok Usaha Mikro, dengan omset maksimal 300 juta per tahun, Kelompok Usaha Kecil dengan omset  300 juta sampai dengan 2,5 Milyar per tahun, dan terakhir Kelompok Usaha Menengah yang beromset 2,5 sampai dengan 10 Milyar. Diluar itu termasuk kelompok pengusaha besar.

Di Indonesia sendiri, tercatat jumlah UMKM berskala besar sekitar 50 ribu an, UMKM skala menengah berjumlah 60 ribu an, UMKM berskala kecil 600 juta an, dan pengusaha Mikro tercatat berjumlah 50.000 juta. Menurut Ahmad jabadi, dengan komposisi tersebut, perekonomian Indonesia termasuk kategori kurang sehat. Sebab menurut standar PBB, suatu negara dengan kategori sehat perekonomiannya itu harus memiliki komposisi 43% usaha besar dan 57% lainnya UKM. Maka dari itu, UMKM di Indonesia harus di tingkatkan, agar para pelaku UMKM bisa “naik kelas” menjadi pengusaha besar, seperti contoh nya pak Anto ini. 

Anto Surnoto menjadi narasumber di Gallery Indonesia WOW


Dulu Pak Anto Surnoto hanyalah seorang Blogger yang nyambi jualan produk via online. Bedanya, beliau memiliki segudang ide kreatif sehingga sangat cepat berkembang menjadi seperti sekarang ini, yang selain sebagai Blogger, beliau juga dipercaya membawahi 5000 an UKM untuk dibina dan menjadikan pelaku UKM sebagai manusia yang produktif dan kreatif. Omset nge Blog pak Anto saat ini sudah mencapai angka 30 juta per bulan. WOW banget kan??!.

Untuk mencapai sukses seperti sekarang, tidak semudah membalikkan telapak tangan, dibutuhkan perjuangan dan konsistensi dalam menjalani sebuah usaha. Menurutnya, kunci keberhasil seorang pelaku UKM tergantung dari cara mereka menawarkan produk ciptaaannya agar dilirik konsumen. Dari mulai poses produksi, branding, marketing dan memaintain kualaitas barang yang diciptakan. Jangan sampai kalah dengan produk dari luar.

Niat awal juga harus benar, jangan berniat usaha sambilan, karena kalau niatnya sambilan, nanti hasilnya akan sambilan juga. Jika mau berusaha, berusaha lah dengan niat penuh 100%, insya Allah hasilnya juga akan maksimal. Kreatifitas, kemauan, kemampuan, konsisten, dan komitmen adalah kunci keberhasilan Blogger untuk terjun ke dunia UKM.

Menurutnya, Blogger adalah calo calo yang terdidik dan profesional. Mereka mempunyai sense untuk market produk UKM, yang bisa menyuguhkan tampilan produk UKM, sehingga calon konsumen akan TERTARIK, TERPIKAT, TERPESONA, TERBIUS, TERINTEGRASI, dan akhirnya produknya TERJUAL. Tidak boleh menjadi Blogger yang latah, ada produk apa aja di foto dan di jual, Blogger harus bisa melihat standarisasi dan kualitas barang yang akan di display via blog nya. Lebih lanjut, pak Anto menjelaskan, bahwa UKM tidak harus memiliki industri, blogger juga termasuk UKM.

Peran blogger sangat penting untuk menggerakkan perekonomian usaha mikro, karena seiring perkembangan teknologi informasi, usaha mikro promosinya bisa lewat blog. Tentunya peluang tersebut sangat mudah untuk dijalankan oleh seorang Blogger. Makanya sah sah saja kan pak Anto memakai istilah Blogger UKM?. 

Gimana?? Setuju dengan istilah Blogger UKM? Kalo saya sih iyes, nggak tahu yah kalo mas Anang.... ha ha ha ha....